Perkembangan dan Kondisi Wilayah Siwalankerto- Kutisari
Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan
Sumber:
Standart Perancangan
Geometrik Jalan Perkotaab Direktorat
Jendral
bina marga Departemen Pekerjaan Umum(1988)
We Shape our Buildings; thereafter they shape us- Wiston
Churchill. Mungkin kutipan ini cukup menggambarkan bagaimana hubungan
arsitektur dan kehidupan sosial saling mempengaruhi. Dalam kasus ini akan dibahas Kota Surabaya,
lebih tepatnya Siwalankerto-Kutisari. Wilayah yang dahulu hanya daerah
pemukiman “kampung”, sekarang ini mulai ramai mengikuti derasnya perkembangan
Kota Surabaya. Hal ini tentukan akan memunculkan fenomena yang unik.
1 Wilayah
bagian selatan Surabaya lebih tepatnya dari Jalan Siwalankerto sampai Kutisari
tergolong sangat padat. Penataan yang
awalnya hanya berfungsi sebagai tempat pemukiman berubah dari waktu ke waktu. Area
industri jasa rumahan bergeliat semakin menyebar diiringi dengan berkembangnya
daerah tersebut. Namun pertumbuhan ini tidak diiringi dengan perbaikan kawasan.
Jalan yang sempit, arus kendaraan yang cukup besar, padatnya pemukiman, adanya
beberapa sarana pendidikan dan munculnya area perdagangan menjadi fenomena tersendiri pada daerah ini.
Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan
Sumber:
Standart Perancangan
Geometrik Jalan Perkotaab Direktorat
Jendral
bina marga Departemen Pekerjaan Umum(1988)
2 Bila diamati jalan Siwalankerto- Kutisari
selalu ramai terutama pada jam-jam tertentu. Pada pagi hari, pada saat sore,
dan pada hari menjalang liburan. Hali ini dikarenakan masyarakat umum
seringkali menggunakan jalan ini sebagai jalan pintas, dari jalan arteri Ahmad
Yani menuju jalan Jemur Sari. Akibatnya terjadi kemacetandan mengganggu aktivitas sekitar.Kemacetan ini
terjadi karena ukuran jalan yang tidak memadai.
Jalan seharusnya menjadi jalan kolektor sekunder untuk sirkulasi
masyarakat sekitar, dengan lebar 8m. Hal
ini tidak sesuai karena digunakan untuk akses umum.Selain itu arus kendaraan
dari fasilitas pendidikan dan area perdagangan menambah ramai daerah ini, yang
kerap kali mengakibatkan kemacetan.
3 Dijalan ini terdapat beberapa landmark yang dapat ditemui, antara lain
Universitas Kristen Petra(UKP), apartemen square, dan apartemen highpoint. Hal
ini karena bangunan yang lebih tinggi dari bangunan sekitar. UKP terletak di
jalan Siwalankerto 121-131. UKP memiliki
4 bangunan besar yang mengapit pada bagian Timur dan Barat yang dipisahkan oleh
jalan. Selain itu juga terdapat kampus utara yang berfungsi sebagai parkiran
serta lapangan. Lapangan terpisah cukup
jauh dengan kampus sehingga tersedia fasilitas shuttle car. Disinilah salah satu titik teramai jalan
siwalankerto-kutisari.Keramaian ini ang terhubung sampai wilayah kos mahasiswa
UKP. Daerah kos didaerah ini berada
disekitar Siwalankerto 8, Siwalankerto Permai, Siwalankerto Timur, dan jalan Siwalankerto
Besar. Jalan akan ramai dari pagi hari
sekitar jam setengah 7 saat orang mulai
berangkat bekerja dan kegiatan perkuliahan akan dimulai. Kesibukan ini akan
berlangsung sampai malam hari sekitar jam 9 malam. Selain itu di jam itu anda akan sering
menemukan toko, minimarket, depot, tempat print, dan pedagang kaki lima yang
tersebar sampai daerah kutisari.
4 Selain
UKP, The Square menjadi salah satu gedung tertinggi lainnya.Bangunan ini berada
cukup dekat dengan jalan, dengan adanya parkir motor pada bagian luar. Keadaan ini
cukup memberikan kesan sesak pada daerah sekitar. Bangunan ini berfungsi
sebagai apartemen dan terdapat area komersial pada bagian lt1 dan 2. Daerah
komersial lt1 menjual berbagai jenis makanan, tempat print, minimarket, dan atm
yang akhirnya menarik mahasiswa untuk berkunjung sekedar untuk menunngu kelas
atau nongkrong. Selain itu adapula
apartemen High Point yang berada di sekitar kampus utara yang juga menjadi
pilihan tempat tinggal bagi masyarakat dan mahasiswa.
5 Setelah
apartement High Point akan banyak ditemui pemukiman umum/perkampungan yang berjejer dipinggir jalan. Hal ini membawa dampak
baik dan buruk. Seperti di penjelasannya sebelumnya, karena padatnya arus
membawa dampak kemacetan namun juga membawa dampak baik pada warga sekitar. Seringkali
di depan rumah digunakan sebagai tempat usaha kecil-kecilan. Selain itu banyak
warung-warung, toko-toko kecil, pedagang kaki lima itu akan banyak berjejer. Beberapa para pedagang kaki lima
tersebut berasal dari Luar kota. Ada
yang dari Bojonegoro, Madura, ....dll. Mereka rata-rata datang ke Surabaya
karena tawaran dari saudara untuk mencari penghasilan lebih. Beberapa tinggal
dengan saudara dan beberapa lagi memilih untuk kos. Ada yang tinggal di dekat
daerah Kutisari, Kenjeran(Utara Surabaya).
6 Jika
berjalan lebih jauh dari highpoint, kalian akan menemui pertigaan dimana
”Polisi cepek” di Kutisari bekerja. Pria setengah baya ini bernama Sutrisno. Ia
merupakan pengatur lalu lintas jalanan, yang kerap kali menjadi salah fokus
pengendara karena kostumnya yang nyeleneh.
Hal ini dilakoninya karena empatinya untuk memperlancar jalan
kutisari-jemursari. Sekarang ini usianya sudah 58 tahun, semangatnya ini
mengajarkan kita untuk mau berdampak bagi sesama.
7 Jika
terus menyusuri akan banyak ditemui rumah-rumah kecil penduduk. Ada yang 6x10,
7x9,7 x14m, 9x10m dll. Rumah ini rata-rata memiliki satu sampai dengan dua
lantai dan cukup dekat dengan jalan raya, berjarak sekitar 3-4m. Wilayah ini
cukup ramai mulai dari pagi sampai malam hari. Banyaknya toko, warung, kantor, minimarket,
dll membuatnya ramai juga pada siang hari.
8 Tidak
hanya aktivitas jual-beli banyak aktivitas lain yang menarik diamati di Kawasan
kampung sekitar Kutisari ini. Banyak budaya yang masih
dipertahankan yang mulai sulit untuk dijumpai merupakan alasannya.Seperti
layaknya kampung kecil lain banyak
aktivitas warga yang dilakukan didepan rumah. Masyarakat yang mengurus binatang
peliharaan seperti burung, ayam, dan kambing akan cukup sering terlihat. Disini
beberapa binatang seperti ayam cukup sering terlihat berkeliyaran. Biasanya
mereka terlihat bergerombol di depan rumah. Selain itu, akan sering ditemui
orang yang mencuci sepeda, sepeda motor, dan terkadang mobil. Hal ini
dikarenakan beberapa rumah hanya memiliki halaman kecil yang berada di luar.
9 Aktivitas
cangkrukan menjadi pemandangan yang
sering ditemui disini. Semakin berkembangnya kota, seringkali membawa dampak
buruk seperti menjadi manusia yang individual. Tapi disini masih ditemukan
ibu-ibu yang mengobrol di depan rumah atau depan gang. Tidak kalah juga dengan
bapak-bapaknya yang sering dijumpai di warung-warung.
10 Disini
warung sederhana akan banyak ditemui. Beberapa warung berada dengan gaya open space-nya. Kalian akan bisa melihat
dari luar apa saja yang mereka jual, dari gorengan, minuman, rokok, dan nasi
bungkus. Hal ini menjadi pemasaran yang cukup baik untuk menarik penggunjung
datang. Beberapa warung lainnya lebih tertutup, dengan tenda-tenda ciri khas
warung pinggir jalan dengan tulisan besar tentang apa yang mereka jual. Disini
akan banyak ditemui kuliner antara lain soto, bakso, lontong kikil, nasi
goreng, krengsengan, dan banyak lainnya. Hal ini memperkuat area perdagangan
jasa di daerah ini.
11 Jika
diamati kalian akan melihat banyak anak-anak bermain didekat jalan. Hal ini karena
lahan yang kecil, kurangnya ruang sosial, dan kebiasaan. Mereka terkadang dapat
dijumpai sampai jam 20.30, mulai dari bermain sepeda, bemain dengan ranting,
atau sekedar becengkrama. Hal yang cukup mengkwatirkan karena seringkali
kendaraan yang melintas tidak dapat ditebak. Akan cukup baik jika kegiatan
anak-anak ini dapat difasilitai dengan ruang sosial yang memadai.
12 Lalu
terkadang pada bulan-bulan tertentu akan ditemui buka tutup jalan. Hal ini bukan
karena sistem untuk mengatur lalu lintas yang macet. Tapi karena masih maraknya
pernikahan yang dilakukan di depan rumah. Hal ini mengakibatkan separuh jalan
akan tertutup dan tempat duduk para tamu undangan yang hadir. Acara akan
dilakukan seharian, sehingga bagi pengguna jalan yang ingin melintas biasanya
menggunakan jalan alternatif yang lain.
13 Selain
itu beberapa bulan sekali akan diadakan pasar malam. Biasanya akan diadakan di
sepanjang jalan kutisari Selatan. Pasar malam akan cukup ramai menjual makanan,
minuman, baju, mainan, dll. Ini merupakan salah satu yang ditunggu penduduk
sekitar. Para warga akan tumpah ruah ke jalan. Acara ini biasanya akan
berlangsung 1-2 hari. Biasanya akan dibuka sekitar pukul 5 sampai larut malam.
14 Namun cukup disayangkan, banyaknya aktivitas di
sekitar tidak diimbangi dengan perbaikan fasilitas seperti trotoar. Trotoar mulai
dari jalan Siwalankerto- Kutisari tidak memadai karena banyak terjadi kerusakan
dan bahkan tidak ada. Disini akan ditemui banyak orang memarkirkan kendaraan di
trotoar. Kendaraan mulai dari sepeda motor sampai mobil akan memarkirkan
mobilnya karena kurangnya lahan parkir jika ingin membeli sesuatu/ memiliki
urusan di sekitar daerah ini. Trotoar akan semakin tidak teratur ketika macet,
karena para pengendara motor akan menggunakan sebagai jalan.
15 Jalan
Siwalankerto sampai Kutisari merupakan jalan yang kurang ramah terhadap pejalan
kaki.Trotoar yang baik seharusnya dapat digunakan bagi semua pihak tidak
terkecuali. Namun jika diperhatikan trotoar pada daerah ini kurang memadai. Di jalan seringkali ditemui trotoar yang
rusak. Banyak bagian yang berlubang, banyak jalan berkerikil, dan seringkali
tergenang air saat musim hujan. Selain itu banyak kendaraan berlalu lalang dan
diparkirkan di kawasan trotoar. Mengingat jalan
trotoar yang kecil, adanya kendaraan yang parkir akan membuat pejalan kaki terganggu.
Aktivitas Anak-Anak pada Malam Hari
Sumber:
Dokumentasi Pribadi
16 Jika
terus menuju Kutisari Indah Utara, akan ditemui jalan yang lebih besar dengan
pemukiman yang lebih besar dari sebelumnya. Untuk menjaga keamanan, tempat ini dibuat satu arah lalu baru memecah lagi
perblok. Di dalam blok masing-masing pun memiliki satpam lagi, sehingga
keamanannya cukup terja.
17 Tempat
ini lebih berfokus pada perumahan. Hanya ada area perdagangan kecil pada bagian
depan. Di tempat ini ada tempat makan, toko kelontong, tempat ngopi. Pada
bagian dalam kompleks ada beberapa warung saja, selain itu ada apotik, gereja,
sekolah, dan beberapa pedangang keliling.
18 Karena
wilayah yang relatif sepi, dengan pepohonan cukup rindang. Karenanya setiap
pagi dan sore hari akan terlihat beberapa olahraga seperti jogging, bersepeda atau sekedar berjalan menikmati alam. Jika lelah
dari berolahraga atau sekedear ingin melepas penat, ada taman yang dapat
digunakan. Taman ini minim vegetasi sehingga hanya ramai pada pagi dan sore
hari. Disini akan ditemui bangku-bangku dan permaianan seperti perusutan, ayun-ayun, kotak pasir,dll. Taman ini juga akan ramai. Terkadanga
akan dijumpai pula odong-odong di
depan taman yang menambah keseruan taman.
19 Jika
sudah berolahraga dan bermain di pagi hari dan lapar atau perlu berbelanja
kalian bisa membeli di sekitar komplek. Kalian akan menemukan pedagang pecel,
nasi kuning, atau mobil menjual sayur-sayuran. Tempatnya tidak jauh dari satu
blok ke blok lainnya. Selain itu ada penjual gado-gado, tahwa, tahu campur,
burger yang bekeliling di daerah ini.
20 Melihat wilayah Siwalankerto-Kutisari, daerah ini
memiliki banyak potensi. Daerah ini dekat dengan beberapa fasilitas pendidikan
seperti sekolah dan kampus. Daerah ini juga memiliki akses yang dekat pada
jalan besar Jemursari dan jalan besar Ahmad Yani. Kebudayaan dan kebiasaan
masyarkat masih terjaga dengan cukup baik, sehingga perlu untuk dipertahankan.
Kondisi Trotoar Siwalakerto
Sumber:
Dokumentasi Pribadi
22 Salah
satu hal yang perlu diperhatikan saat mendesain trotoar adalah desainnya harus
dapat digunakan oleh semua elemen masyarakat tanpa terkecuali. Desain trotoar
harus dapat mudah dan aman digunakan oleh berbagai macam pengguna, seperti
pengguna kursi roda lansia, ibu hamil, anak-anak, tuna netra, low vision, dan
lain sebagainya. Maka dari itu perlu disediakan trotoar yang inklusif terutama
pada lokasi-lokasi yang intensitas pejalan kakinya tinggi.
23Adanya
perbaikan fasilitas trotoar akan mengurangi jumalah kendaraan. Dengan perbaikan
fasilitas, pengguna sekitar akan mulai untuk perjalan kaki. Terutama jika jalan
dirasa macet. Orang akan memilih untuk berjalan kaki jika perjalanan yang
ditempuh tidak jauh. Namun untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan pendesainan
yang baik pada trotoar agar aman dan nyaman digunakan semua pihak.
24Trotoar
dapat didesain untuk nyaman dan aman digunakan. Cara yang dapat dilakukan
antara lain, membuat jalur khusus. Menurut Gunawan Tanuwijaya (2014),
da
7 Prinsip Desain Inklusi yang seharusnya diterapkan pada bangunan umum, yaitu:
1. Equitable Use (Kesetaraan dalam
penggunaan)
Desain akan menjadi berguna dan dapat
dipasarkan untuk semua orang dengan kemampuan yang berbeda-beda
2. Flexibility in Use (Fleksibilitas
penggunaan)
Desain mengakomodasi berbagai preferensi dan
kemampuan setiap individu
3. Simple and Intuitive Use (Penggunaan yang
sederhana dan intuitif)
Penggunaan desain harus dapat dimengerti oleh
dengan mudah oleh semua orang
4. Perceptible Information (Informasi yang
jelas)
Desain harus dapat memberikan informasi yang
jelas kepada pengguna secara efektif
5. Tolerance for Error (Toleransi terhadap
kesalahan)
Desain harus dapat meminimalkan bahaya yang
terjadi jika ada kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja
6. Low Physical Effort (Upaya fisik yang
rendah)
Desain harus dapat digunakan dengan mudah
tanpa menggunakan banyak tenaga
7. Size and Space Approach for Approach and
Use (Ruang yang cukup untuk pengguna)
Ukuran ruang yang diberikan harus cukup
sehingga pengguna dapat menggunakan desain dengan nyaman terlepas dari
keterbatasan pengguna
Dari teori diatas maka diperlukan
beberapa pemecahan antara lain. Kesetaraan dalam penggunaan. Semua orang memiliki hak yang sama untuk menggunakan fasilitas
umum seperti trotoar. Untuk itu desain trotoar harus bersifat universal /
inklusif. Bersifat universal memiliki arti bahwa setiap orang memiliki hak dan
dapat menggunakan dengan nyaman sebuah benda, dalam kasus ini berupa trotoar.
Penggunaan. Selain itu fleksibilitas dapat dicapai dengan pertimbangan minimnya
lebar trotoar serta kebutuhan ramp. Ketiga, Penggunaan yang sederhana dan
intuitif, dalam suatu faasilitas umum, penggunaan desain harus dapat
dimengerti dengan mudah oleh semua penggunanya. Oleh karena itu, untuk mencapai
aspek kesederhanaan ini tim perancang menggunakan guiding path yang telah
memenuhi standar internasional. Guiding path yang digunakan adalah garis untuk
menunjukkan arah/path, dan tiitik-titik untuk memberi peringatan untuk berhenti
atau berhati-hati. Informasi yang jelas, untuk mencapai tujuan perancangan pada
prinsip perceptible information (informasi yang jelas), warna dan motif keramik
pelapis trotoar dipilih yang tidak mencolok, karena bagi penyandang low vision
perubahan warna yang mencolok tentu dapat membuat keraguan dan kebingungan
terhadap apa yang ada di hadapannya. Di beberapa titik, stopper dibuat panjang
dan lebar dengan tujuan agar mudah disadari penyandang tuna netra dan
mengantisipasi stopper untuk terlewat dari rabaan tongkat penyandang tuna
netra.Keempat toleransi terhadap kesalahan, dengan cara memilih material lantai
yang tidak licin dan anti slip agara pengguna tidak terpeleset. Pemasangan
pembatas juga diperlukan agar meminimalisasi terserempet dari kendaraan. Kelima
upaya fisik yang rendah, dibuatnya rem yang memadai sehigga pengguna kursi roda
tidak perlu mengeluarkan banyak energy untuk menaiki ramp. Keenam Ruang yang
cukup untuk pengguna.
25Trotoar
seharusnya memiliki lebar trotoar 1,5m
dengan tujuan agar dapat dilewati minimal 2 orang sekaligus. Selain itu Trotoar
juga cukup untuk dilewati kursi roda.
Pada tepi trotoar diberi lampu penerangan dengan ketinggian 1.2 m sebagai penerangan sekaligus pembatas trotoar
agar tidak dinaiki kendaraan maupun dibuat parker kendaraan
26Budaya yang masih eksis di daerah ”kampung”
Kutisari memang baik jika terus dilesatarikan, namun perlu adanya pembinaan
lanjut agar ketertiban daerah dapat terjaga. Sering adanya kegiatan masyarakat
seringkali meggunakan jalan sebagai tempat aktivitas,sehingga akan mengganggu
lalu lintas yang ada. Dengan adanya penambahan ruang sosial yang memadai
seperti taman dan pendopo yang cukup besar akan banyak membantu untuk menampung
aktivitas sekitar. Hal ini tentu akan penguntungkan karena keselamatan warga
terutama anak-anak terjaga, mengurangi kemacetan yang terjadi, dan memberikan
fasilitas bagi masyarakat sekitar. Pendopo yang ada pun dapat mendorong
masyarakat untuk mengadakan aktivitas positif contoh sebagai pelatihan
masyarakat, pernikahan warga, lomba-lomba, aktivitas rohani, dll.
27Seiring dengan perkembangan kota, diperlukan
pendampingan desain pada wilayah-wilayahnya. Tidak adanya pendampingan akan
membuat kota berkembang dengan tidak sehat. Namun jika adanya pendampingan dan
perbaikan sesuai dengan kondisi akan menciptakan keunikan yang baik pada
wilayah tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Tanuwidjaja, Gunawan. 2015. “Desain Rumah Untuk Hidup yang Bermartabat”.
Surabaya: Program Studi Arsitektur UK Petra
Romeltea.
2012. “TeknikMenulis Feature: Contoh Lead Feature” . http://romeltea.com/teknik-menulis-feature-contoh-lead-feature/. Diakses 25 Oktober 2017
Suryatama,
Okky F. 2010. “Jika Polisi Cepek Terinspirasi Presiden Soeharto” . https://news.okezone.com/read/2010/01/11/340/292882/jika-polisi-cepek-terinspirasi-presiden-soeharto
. Diakses 25 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar